Roti sisir, sejak saya kecil dan tinggal di Paron, makanan ini telah ada. Begitu mudahnya menemukan roti sisir, karena hampir setiap toko yang menjual jajanan bahkan toko sembako pun menyediakannya. Roti tipis berbentuk melengkung setengah lingkaran, hampir seperti bentuk kerangka sisir lah yang membuatnya menyandang nama tersebut. Permukaannya dilapisi margarine kuning dan gula sehingga warnanya mengkilap dan rasanya manis. Terkadang dulu, saya bahkan hanya suka menjilati permukaannya yang manis ini dibandingkan menyantap seluruh rotinya.
Selain karena mudah ditemukan dimana-mana, teksturnya lembut dan rasanya sedap, roti ini juga murah harganya. Satu plastik isi empat buah roti yang lumayan besar mungkin hanya sekian ribu rupiah saja. Artinya, bagi saya yang waktu itu selalu merasa kekurangan makanan maka roti sisir adalah jajanan yang lebih mengenyangkan. Kebanyakan roti sisir yang dijual di pasar atau toko di Paron adalah produk masal buatan pabrik dengan banyak bahan pengawet yang membuat roti tahan tanpa berjamur walau beberapa minggu menginap di toko. Terkadang saya menemukan roti sisir yang terasa tengik, tapi daripada tidak ada makanan sama sekali, si tengik tersebut tetap disikat juga. Tobat!