"Masak opo Ndang hari ini?" Teman saya, Novi, sering mengirimkan pertanyaan seperti itu di saat weekend. Seperti di weekend lalu, setelah dia mengirimkan foto hasil belanja di pasar Cisauk yang terlihat menggiurkan diikuti dengan kata-kata, "Belanja hanya 55 ribu saja dapat segini banyaknya." Saya yang seharian di hari Sabtu itu hanya berleha-leha diatas kasur dan menikmati dinginnya air conditioner di tengah cuaca terik diluar hanya menghelas nafas pasrah. Betapa inginnya saat itu, dimeja dapur rumah Pete terdampar segunung bayam, ketimun, pisang, buncis, bunga genjer, tempe, dan tahu yang terlihat segar seperti foto yang dikirimkan Novi. Tapi kemalasan yang melanda disetiap weekend membuat saya enggan berangkat ke pasar Blok A untuk mulai mengisi kulkas yang kondisinya minim bahan makanan segar.
Jawaban saya, "Nggak masak Nop, seharian aku tidur saja. Mandi saja malasnya setengah mati," Novi membalasnya dengan kata, "Hahahaha," diikuti dengan tulisan, "Aku udah masak sayur sup ceker. Seger!" Saya membenamkan muka lebih dalam ke permukaan bantal empuk, berharap bayangan sebaskom sup sayur ceker yang panas segar mengepul segera hilang dari benak. Karena jika bayangan tersebut tidak segera dihapus maka saat itu juga saya pasti akan segera menyeret sandal menerjang terik matahari menuju ke pasar Blok A dan berbelanja. Sungguh, saya benar-benar tidak ingin melewatkan libur yang nikmat itu selain di atas tempat tidur. Tobat!