Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar puluhan tahun yang lalu, es rujak serut adalah makanan sehari-hari. Kantin di sekolah, sebenarnya bukanlah benar-benar kantin melainkan hanya ibu-ibu yang berjualan lesehan di bawah pohon, selalu menyediakan es rujak. Kalau dipikir-pikir jaman dahulu jajanan anak SD jauh lebih sehat, tidak jauh dari nasi pecel, rujak, es buah, gorengan dan kerupuk. Setidaknya inilah jajanan yang saya alami ketika dulu bersekolah di desa Gelung, Paron. Supaya praktis dan mudah dibawa kemanapun maka es rujak buah ini dimasukkan kedalam kantung-kantung kecil dan dibekukan menjadi es lilin. Harganya mungkin hanya 5 rupiah, saat itu. ^_^
Jika berbicara tentang es rujak, saya selalu teringat dengan salah seorang penjual jajanan di depan sekolah, beliau kami panggil dengan sebutan Lek Nah. Usianya waktu itu sekitar 50 tahunan, sangat baik, ramah dan sabar melayani bocah-bocah SD dengan karakter beragam. Jualan andalan Lek Nah adalah pecel dengan kerupuk gendar (kerupuk yang terbuat dari beras), rujak buah dengan sambal rujak yang memakai cincangan buah kawis, dan nasi pecel dengan sambal lethok. Saat itu menurut saya semua masakan buatan Lek Nah super duper sedap, namun sayangnya dengan uang jajan yang sangat minim saya jarang bisa menikmatinya dengan puas. ^_^
Jika berbicara tentang es rujak, saya selalu teringat dengan salah seorang penjual jajanan di depan sekolah, beliau kami panggil dengan sebutan Lek Nah. Usianya waktu itu sekitar 50 tahunan, sangat baik, ramah dan sabar melayani bocah-bocah SD dengan karakter beragam. Jualan andalan Lek Nah adalah pecel dengan kerupuk gendar (kerupuk yang terbuat dari beras), rujak buah dengan sambal rujak yang memakai cincangan buah kawis, dan nasi pecel dengan sambal lethok. Saat itu menurut saya semua masakan buatan Lek Nah super duper sedap, namun sayangnya dengan uang jajan yang sangat minim saya jarang bisa menikmatinya dengan puas. ^_^
Klik untuk baca selanjutnya...