'Never give up on something you really want.
It's difficult to wait. But worse to regret'
~ Anonymous
Akhir-akhir ini saya memang sedang tergila-gila dengan masakan terbuat dari pasta, apapun jenisnya. Terakhir kali berkunjung ke supermarket beberapa waktu yang lalu, saya pun memborong aneka jenis pasta seperti penne, fusili, fetucini, makaroni, dan spaghetti. Kini semua bahan makanan tersebut memenuhi pantry dapur. Menyediakan pasta kering di rumah memang alternatif mudah dan cepat jika sedang terburu-buru harus mempersiapkan satu masakan atau ketika kondisi bahan makanan di kulkas sedang 'tiris'. Namun efek sampingnya tentu saja tidak baik bagi lingkar pinggang. Pasta merupakan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan termasuk ke dalam golongan processed food, karena dalam proses pembuatannya biji gandum digiling hingga halus menjadi tepung.
Minim serat, kaya karbo, dan mudah ditimbun tubuh dalam bentuk lemak adalah alasan utama orang menghindari menyantap pasta. Namun semua itu tentu saja kembali lagi ke porsi, semua jenis makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi dan kaya kalori sebaiknya disantap dalam porsi yang moderat. Untuk kasus saya, susah! Saat sepiring besar spaghetti hangat bertabur keju Parmesan disajikan di depan mata, maka garpu baru akan berhenti bergerak ketika semua lembaran pasta tersebut lenyap masuk ke dalam perut. Tobat!
Klik untuk baca selanjutnya...