Weekend kemarin, saya lalui dengan problem yang sama, sakit gigi. Tobat. Saya tak mengerti mengapa gigi bermasalah selalu datang menghinggapi diri, padahal sepertinya saya sudah melakukan segala macam tindakan pencegahan. Terkadang saya bertanya-tanya sendiri mengapa orang lain sepertinya adem ayem saja dengan gigi mereka, contohnya rekan-rekan di kantor saya, sementara saya dalam satu tahun pasti mengalami masalah gigi. Sepanjang saya bekerja, rekan yang terkena sakit gigi mungkin hanya 2 atau 3 orang saja, dan itu sudah termasuk saya. Dan sepanjang yang saya tahu juga, saya termasuk yang paling rajin diantara semua orang di kantor dalam merawat gigi.
Dental floss selalu tersedia di tas, sikat gigi dan pasta gigi siap sedia di laci kantor dan sehabis makan siang menyempatkan diri membersihkan gigi dengan floss dan menyikat gigi di wastafel. Sikat gigi pun selalu menggunakan jenis yang lembut, dan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Kedua perlengkapan membersihkan gigi yang saya gunakan ini bahkan saya pilih dengan harga yang lebih mahal dibandingkan umumnya. Walau sudah melakukan tindakan preventif ekstra seperti ini, tetap saja saya yang paling sering minta ijin ke klinik gigi. Bahkan teman-teman kantor hafal historikal saya berhubungan dengan dokter gigi, dan bosan jika saya bercerita tentang gigi dan permasalahannya. Jika sudah seperti ini saya sering menyesal mengapa sejak kecil tidak merawat gigi dengan benar. 😄