Beberapa bulan yang lalu saya pernah cerita mengenai pembuatan kompos di rumah. Sisa-sisa sampah dapur seperti potongan sayur, kulit buah, kulit telur, kertas atau potongan tanaman dari halaman saya masukkan kedalam sebuah pot kembang ukuran jumbo, dan dibiarkan selama minimal 3 bulan hingga hancur. Setelah sekian bulan lamanya 'diam' disudut gerbang, tertutup sebuah baskom besar, akhirnya weekend lalu dibuka juga karena rasa penasaran. Hasilnya hampir 80% sampah organik tersebut telah hancur menjadi tanah, hanya beberapa saja yang masih terlihat utuh seperti cangkang telur dan kulit singkong.
Sayangnya tekstur kompos homemade ini sedikit basah, tidak remah sebagaimana kompos yang biasa dibeli di tukang bunga, walau sama sekali tidak mengeluarkan bau. Wadah kompos tersebut penuh terisi kala sampah masih segar, ketika telah menjadi kompos hanya mampu mengisi dua buah pot kembang diameter 30 cm. Walau begitu saya cukup excited melihatnya, saya yakin pasti kompos tersebut akan mampu menyuburkan tanaman apapun yang akan ditanam disana.
Sayangnya tekstur kompos homemade ini sedikit basah, tidak remah sebagaimana kompos yang biasa dibeli di tukang bunga, walau sama sekali tidak mengeluarkan bau. Wadah kompos tersebut penuh terisi kala sampah masih segar, ketika telah menjadi kompos hanya mampu mengisi dua buah pot kembang diameter 30 cm. Walau begitu saya cukup excited melihatnya, saya yakin pasti kompos tersebut akan mampu menyuburkan tanaman apapun yang akan ditanam disana.