Ibu saya hari Jumat kemarin kembali ke Jakarta, setelah sempat 1 bulan di Paron mengurus renovasi rumah untuk persiapan penjualan. Selama di Jakarta, Ibu selalu tinggal di rumah adik saya, Wiwin, di Mampang. Rumah Wiwin yang lega, plus adanya asisten rumah tangga membuat beliau lebih betah dan tidak terlalu kesepian ketika semua penghuninya sibuk bekerja dan sekolah. Jika Ibu mulai bosan di Jakarta, beliau akan terbang ke rumah kakak saya, Wulan, di Batam, atau berkunjung ke saudara-saudara di Tanjung Pinang. Di usia lanjut seperti ini, kami membiarkan beliau melakukan hal apapun yang disuka, karena yang terpenting adalah Ibu bahagia, sehat dan merasa produktif.
Sabtu atau Minggu saya biasanya akan datang ke Mampang, menemani beliau ngobrol atau sekedar jalan-jalan keluar. Seperti hari Sabtu kemarin, kami berdua ngerumpi ngalor ngidul tak tentu arah dan kali ini saya memulai percakapan dengan tema 'malas membersihkan rumah'. "Mengapa kok aku malas banget ya Ma membersihkan rumah. Rumah udah kaya kandang kebo, ampun dah. Rambut rontok berceceran dimana-mana, udah beli vacuum cleaner tetap juga malas ngerjainnya. Baru ngebayangin ambil pel, sapu dan ngelap perabotan langsung semangatku drop," saya mulai berkeluh-kesah. Saya menduga Ibu akan memberi nasehat panjang lebar sebagaimana orang tua umumnya, tapi ternyata bukan itu kata-kata yang diberikan. 😄