Sudah lama saya tidak membuat kue, cake, atau makanan sejenis lainnya, alasan utama karena saya ogah ribet. Membuat kue walau hanya sekedar muffin yang adonannya cukup diaduk tetap meninggalkan segambreng perabotan kotor. Sementara mencuci piring dan beres-beres saat ini masuk list terbawah dalam daftar kegiatan rumah yang harus saya kerjakan setiap hari. Apalagi sejak rumah menjadi kinclong karena aksi bersih-bersih saya beberapa waktu yang lalu, sebisa mungkin saya berusaha mengurangi aktifitas memasak atau kegiatan lainnya yang membuat lantai butek kembali.
Saya teringat dengan cerita Ibu tentang saudaranya di Pinang yang tidak suka makan dan tidak hobi memasak. Dapur dan rumahnya begitu bersih. Piring dan kompor jarang dipergunakan, ketika lapar mereka hanya membeli seporsi atau dua porsi makanan dari warung, secukupnya saja untuk dimakan berdua. Tidak ada stok makanan atau camilan dirumah, freezer bahkan hanya berisikan es batu saja karena anti menyimpan makanan beku disana. Jika keinginan memasak datang, saudara Ibu saya tersebut hanya membeli beberapa ekor ikan dan sedikit sayuran segar untuk habis dimakan hari itu. Tidak ada makanan sisa, tidak ada makanan terbuang, dan tidak ada makanan berlebih. Sabun cuci piring dan air menjadi sangat hemat, dan bagian terpenting adalah tubuh mereka yang tetap langsing sejak dulu hingga kini.