Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron, rawon adalah makanan mewah yang jarang sekali dihidangkan di rumah. Masakan ini biasanya muncul ketika ada acara hajatan, kendurian atau selamatan, sebagai hidangan untuk menjamu peserta kenduri. Nenek saya, Mbah Wedhok, seingat saya jarang menghidangkan rawon, padahal beliau sering menggelar acara selamatan. Sebagai orang Jawa yang masih menerapkan adat Kejawen, Mbah mengadakan selamatan ketika memperingati hari kelahiran dan kematian sanak keluarga entah itu orang tua, nenek kakek atau anak. Nenek saya memiliki 9 orang anak namun lima diantaranya telah tiada ketika masih berusia balita. Walau meninggal diusia dini namun Mbah tetap ingat hari kelahiran dan kematian masing-masing anaknya dan selalu menggelar selamatan pada waktu-waktu tersebut.