Jika ada buah dengan banyak kisah dalam hidup saya, maka mangga masuk dalam peringkat pertama. Saya bahkan bisa menuliskan sebuah novel tipis yang berisikan mengenai cerita saya dan mangga saking buah ini meninggalkan banyak kisah suka dan duka. Dulu ketika keluarga saya masih tinggal di Tanjung Pinang, tepatnya didaerah bernama Batu Dua, seorang tetangga dengan halaman yang super luas memiliki beberapa pohon mangga tua. Salah satu pohonnya, saking tuanya memiliki batang kekar dengan diameter cukup lebar dan tumbuh tinggi menjulang. Ketika sedang musim, buah-buah ranumnya yang bergelantungan susah untuk diraih bahkan dengan galah terpanjang sekalipun, akibatnya si pemilik tidak pernah memanen buahnya.
Setiap pagi, tepatnya subuh, pekerjaan saya yang utama sebelum bersiap-siap berangkat ke sekolah yang terletak di sebelah rumah adalah mengecek halaman si tetangga, apakah ada buah mangga yang jatuh tergeletak dibawah pohon. Terkadang satu atau dua buah ranum jatuh di tanah yang keras, dan percayalah tidak ada mangga yang lebih sedap selain mangga mengkal masak pohon yang baru saja jatuh dari pohonnya.
Setiap pagi, tepatnya subuh, pekerjaan saya yang utama sebelum bersiap-siap berangkat ke sekolah yang terletak di sebelah rumah adalah mengecek halaman si tetangga, apakah ada buah mangga yang jatuh tergeletak dibawah pohon. Terkadang satu atau dua buah ranum jatuh di tanah yang keras, dan percayalah tidak ada mangga yang lebih sedap selain mangga mengkal masak pohon yang baru saja jatuh dari pohonnya.