Mengadopsi Kucing - Intermezo (1)

Mengadopsi Kucing Just Try and Taste

Jika satu saat saya mendapatkan kesempatan untuk memelihara hewan di rumah, maka ayam, kelinci, bahkan kambing masuk ke dalam list untuk itu. Bukan kucing. Definitely, bukan kucing. Saya akui, saya bukan pecinta kucing. Bahkan seandainya suatu saat jiwa ini terketuk untuk memelihara pet, maka anjing atau ikan koi akan lebih dipertimbangkan. Tapi kucing dan hobi gardening yang saya sukai sepertinya susah untuk dipertemukan. Jadi ketika dulu rekan kantor saya, Mbak Fina, yang punya 10 ekor kucing di rumahnya sibuk bercerita tentang pet peliharaannya yang dia sebut 'My Pucy', dengan nada penuh sayang dan compassion, saya hanya nyengir kuda. Ketika dia menunjukkan foto salah satu kucingnya di hand-phone sambil berkata, "Ini si Ganteng, Ndang. Cakep kan? Ini paling ganteng dari semua kucing gue." Saya sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal ini, berusaha keras untuk mengerti, dari sudut sebelah mana kucing kampung abu-abu loreng bertubuh tinggi langsing ini disebut ganteng. Lucu, mungkin. Lucu adalah kata yang umum kita sematkan jika berbicara tentang kucing. Kucing lucu pun dalam benak saya haruslah berbulu tebal, gendut, bermuka bulat dengan hidung agak sedikit pesek, plus ekor tebal seperti sikat botol. Hm, jenis kucing British Shorthair bernama Coconut yang video You Tubenya sering sekali saya tonton.

Mengadopsi Kucing Just Try and Taste
Klik untuk baca selanjutnya...

Subscribe to receive free email updates: