Sudah hampir sebulan saya tidak membuka blog, walau resep selalu update di Instagram. Saya tetap memasak, tetap trial resep, tetap berjibaku dengan wajan dan panci, tetapi, hanya ada satu tetapi, saya malas menulisnya di blog. Saya akui, blog memerlukan effort lebih besar untuk di post dibandingkan versi ringkas Instagram. Saya tahu apa yang harus ditulis, tapi jika mood sedang tidak oke, maka kata dan kalimat terasa susah mengalir. Akhir-akhir ini saya sedang berusaha menulis novel. Saya tak yakin ada penerbit yang bersedia mencetaknya, tak yakin juga setelah buku dicetak ada yang ingin membeli atau membacanya, tapi saya tetap nekat merangkai kata. Sudah lama, mungkin sejak jaman high school, saya bermimpi menuangkan semua fantasi crazy didalam kepala menjadi sebuah cerita.
Ribuan novel berbagai genre telah saya lahap, entah berbentuk buku fisik, ebook, atau buku online gratisan versi web yang banyak bertebaran. Saya tidak terlalu pilih-pilih tema bacaan. Apapun, mulai dari science fiction, horror, pembunuhan, percintaan, roman picisan, paranormal, anything. Setiap sebuah buku selesai, alur ceritanya memuaskan bagi mood saya saat itu, gaya menulisnya fast and sharp, selalu ada rasa yakin saya bisa menulis cerita dengan semenarik itu juga. Saya bahkan telah berpuluh kali membaca buku Stephen King on Writing, buku wajib bagi penulis pemula yang diharapkan mampu menuntun saya menulis cerita semenarik Stephen King (ngayal tingkat tinggi!). Tapi dalam kenyataannya, saya tidak memiliki semangat atau ketekunan selayaknya King.